Kamis, 22 Januari 2009

REVIEW BAB 7 BUKU MANUEL G. VELASQUEZ : ETIKA DISKRIMINASI PEKERJAAN

Pendahuluan
Dalam sebuah sambutan berjudul “Mend It, Don’t End It”, mantan Presiden Bill Clinton mengatakan:
“Kita menganggap keyakinan-keyakinan ini sebagai hal yang nyata, bahwa semua manusia diciptakan sama; bahwa kita semua oleh Tuhan dianugerahi hak yang tidak dapat diambil oleh orang lain; bahwa diantara hak-hak tersebut adalah hak untuk memperoleh kehidupan, kebebasan, dan mencari kebahagiaan.”

7.1 Sifat Diskriminasi Pekerjaan
Meskipun saat ini semakin banyak kaum perempuan dan minoritas memasuki lapangan kerja yang semula didominasi pria kulit putih, namun mereka masih menghadapi masalah-masalah yang menurut mereka merupakan bentuk-bentuk diskriminasi.
Arti dasar dari istilah diskriminasi adalah “membedakan satu objek dari objek lainnya,”suatu tindakan yang secara moral adalah netral dan tidak dapat disalahkan. Akan tetapi, dalam pengertian modern, istilah ini secara moral tidak netral:karena biasanya mengacu pada tindakan membedakan seseorang dari orang lain bukan berdasarkan keunggulan yang dimiliki, namun berdasarkan prasangka atau berdasarkan sikap-sikap yang secara moral tercela.
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan melibatkan 3 elemen dasar:
1.Keputusan yang merugikan seorang pegawai atau lebih karena bukan didasarkan pada kemampuan yang dimiliki.
2.keputusan yang sepenuhnya (atau sebagian) diambil berdasarkan prasangka rasial atau seksual, stereotype yang salah, dll
3.Keputusan yang memilki pengaruh negative atau merugikan pada kepentingan-kepentingan.

7.2 Tingkat Diskriminasi
Bagaimana kita memperkirakan apakah suatu institusi atau serangkaian institusi melakukan diskriminasi terhadap sekelompok tertentu? Kita dapat melakukannya dengan melihat indikator statistik tentang bagaimana distribusi anggota kelompok tersebut dalam institusi yang bersangkutan.
Ada tiga perbandingan yang bias membuktikan distribusi semacam itu :
a.Perbandingan atas keuntungan rata-rata yang diberikan institusi pada kelompok yang terdiskriminasi dengan keuntungan yang rata-rata yang diberikan pada kelompok lain.
b.Perbandingan atas proporsi kelompok terdiskriminasi yang terdapat dalam tingkat pekerjaan paling rendah dengan proporsi kelompok lain dalam tingkat yang sama
c.Perbandingan proporsi dari anggota kelompok tersebut yang memegang jabatan lebih menguntungkan dengan proporsi kelompok lain dalam jabatan yang sama.

7.3 Diskriminasi : Utilitas, Hak dan Keadilan
Argumen yang menentang diskriminasi secara umum dapat dibagi menjadi tiga kelompok :
1.argumen utilitarian, yang menyatakan bahwa diskriminasi mengarahkan pada penggunaan sumber daya manusia secara tidak efisien
2.Argumen hak, yang menyatakan bahwa diskriminasi melanggar hak asasi manusia.
3.Argumen keadilan, yang menyatakan bahwa diskriminasi mengakibatkan munculnya perbedaan distribusi keuntungan dan beban dalam masyarakat.

7.4 Tindakan Afirmatif
Untuk menghapus pengaruh-pengaruh diskriminasi masa lalu, banyak perusahaan yang melaksanakan program-program tindakan afimatif yang dimaksudkan untuk mencapai distribusi yang lebih representatif dalam perusahaan dengan memberikan preferensi pada kaum perempuan dan kelompok minoritas.

Tindakan Afirmatif Sebagai kompensasi
Argumen-argumen yang mendukung tindakan afirmatif, sebagai salah satu bentuk kompensasi, didasarkan pada konsep keadilan kompensatif. Keadilan kompensatif, memgimplikasikan bahwa seseorang wajib memberikan kompensasi terhadap orang-orang yang dirugikan secara sengaja.
Kelemahan argumen yang mendukung tindakan afirmatif yang didasarkan pada prinsip kompensasi adalah hanya dari individu-individu yang secara sengaja merugikan orang lain, dan memberikan kompensasi hanya pada individu-individu yang dirugikan.

Tindakan Afirmatif Sebagai Instrumen untuk Mencapai Tujuan Sosial
Rangkaian argumen kedua yang diajukan untuk mendukung program tindakan afirmatif didasarkan pada gagasan bahwa program-program tersebut secara moral merupakan instrumen yang sah untuk mencapai tujuan-tujuan yang secara moral juga sah.
Hambatan utama yang dihadapi oleh pembenaran utilitarian atas program tindakan afirmatif:
1.Berkaitan dengan persoalan apakah biaya sosial dari program tindakan afirmatif lebih besar dari keuntungan-keuntungan yang diperoleh.
2.Yang lebih penting, para penentang pembenaran utilitarian atas program tindakan afirmatif mempertanyakan asumsi bahwa ras merupakan indikator kebutuhan yang tepat

Penerapan Tindakan Afirmatif dan Penanganan Keberagaman
Para pendukung program tindakan afirmatif menyatakan bahwa kriteria lain selain ras dan jenis kelamin perlu dipertimbangkan saat mengambil keputusan dalam program tindakan afirmatif. Pertama, jika hanya kriteria ras dan jenis kelamin yang digunakan, hal ini akan mengarahkan para perekrutan pegawai yang tidak berkualifikasi dan mungkin akan menurunkan produktifitas. Kedua, banyak pekerjaan yang memiliki pengaruh-pengaruh penting pada kehidupan orang lain.

Tidak ada komentar: