Jumat, 21 November 2008

Pungli Di Dinas Pendidikan

Jum'at, 21 November 2008

Ketika uang menjadi pengendali kehidupan, maka segala cara akan mudah dan halal untuk dilakukan. Terbukti uang telah membuat pegawai di dinas pendidikan melakukan suatu tindakan memalukan. Tak heran jika moral dan etika harus dipertanyakan kembali.

Pada hakikatnya bisnis akan menguntungkan semua orang jika dilakukan dengan kejujuran dan keterbukaan, namun jika perbisnisan tersebut dilakukan dengan keadaan sebaliknya, maka kerugianlah yang akan menjadi hasilnya.
Kasus pungli merupakan salah satu kasus yang sekarang marak dibicarakan orang. Dalam kasus ini, pegawai Dinas Pendidikan tertangkap basah oleh Tim Antikorupsi Pemerintah Aceh (TAKPA) sedang melakukan praktek pungli. Menurut saya itu adalah suatu temuan tidak sengaja yang luar biasa. Disini etika-etika dari seorang pegawai telah dipertaruhkan dengan rupiah. Ketika ada yang mengatakan bahwa pungutan tersebut merupakan ucapan "terima kasih", maka hal tersebut akan terlihat lucu, terkadang kita harus pintar-pintar membedakan yang mana ucapan terima kasih dan yang mana yang dikatakan pungutan liar. Walaupun mengaku khilaf dan lupa, sebaiknya kejadian ini tidak terulang kembali kedepannya. Bagaimana mungkin pendidikan di Aceh akan berjalan lancar jika Di Dinas Pendidikannya saja ada kejadian seperti ini.

Disinilah terletak arti penting etika dalam berbisnis, ketika seseorang telah melenceng jauh maka dia akan diarahkan kembali. Etika Bisnis dalam kehidupan diperlukan oleh semua orang, karena hampir seluruh kehidupan kita akan berhubungan dengan bisnis, jika saja Para Pegawai yang jadi tersangka kasus pungli memahami arti penting dari etika ini, mungkin hal yang memalukan ini tidak akan terjadi.